Langgur, Tribun Maluku- Pasukan pengibar bendera (Paskibra) tingkat Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) terus jalani latihan.
Mereka yang terpilih dalam Paskibra tersebut setelah mengikuti tahapan (seleksi) yang melibatkan siswa-siswi SMA/SMK dan sederajat se-Malra dengan jumlah kurang lebih 150 orang.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) setempat Bernard Daud Putnarubun di menjelaskan, proses seleksi dimulai dari tahapan pemeriksasan kesehatan hingga baris-berbaris.
Menurutnya, seleksi anggota Paskibra kabupaten Malra bukanlah rutinitas tahunan semata, namun lebih kepada membentuk dan membangun karakter (character building) para siswa-siswi yang ditempa untuk disiplin sebagai pemuda-pemudi yang bermoral baik dan menjadi panutan banyak orang di lingkungan tempat tinggalnya maupun masyarakat umum.
“Para siswa yang ikut seleksi tersebut yakni utusan dari masing-masing sekolah. Dari hasil seleksi tersebut hanya didapatkan 35 orang,” ujarnya di Langgur, Rabu (9/8/2023).
.
Putnarubun menjelaskan, dari seleksi tersebut pihaknya memperoleh 35 orang yang terpilih. Dari 35 orang tersebut dua diantaranya terpilih untuk ikut seleksi Paskibraka Nasional namun tidak lolos. Keduanya kini tergabung dalam anggota Paskibra Provinsi Maluku
“Sementara 33 lainya akan ikut serta dalam tanggal 17 Agustus nanti. Mereka sudah latihan sejak tanggal 26 Juli, karena hanya dibutuhkan waktu 17 hari untuk proses latihan anggota Paskibra Malra. Rencanya nanti tanggal 15 Agustus akan dilakukan pengukuhan terhadap ke-33 anggota Paskibra,” tandas Putnarubun.
Persiapan kami hingga kini, lanjut Putnarubun, telah mencapai 60 %, hanya tersisa finishing.
“Pasukannya juga telah terbentuk semua termasuk penggerek bendera dan pembawa baki saat upacara pengibaran dan penurunan. Ada tujuh pelatih dari TNI/Polri yang menangani proses latihan yakni TNI AD tiga orang, AL dan AU masing-masing satu orang, Polisi dua orang (satunya Polwan), sementara TNI AD tiga orang,” ungkapnya.
Terkait anggaran khusus untuk Paskibra, Putnarubun mengakui alokasinya masih kurang.
“Kalau kita bicarakan anggaran untuk Paskibra, kemarin kita rapat koordinasi seluruh Dinas Pemuda dan Olahraga se-Provinsi Maluku, kabupaten Malra yang paling terendah. Seluruh kabupaten/kota lainnya berkisar satu miliar keatas, sedangkan kita lima ratus juta. Dan anggaran tersebut dialokasikan setiap tahun,” bebernya.
Ia menambahkan, karena kurangnya anggaran maka hingga kini anggota Paskibra (khusus pasukan 45), pihaknya masih melibatkan pasukan TNI/Polri.
“Saya ditanyakan Kadispora Provinsi kenapa masih melibatkan TNI/Polri masuk di pasukan 45, dan saya jawab kami disini karena keterbatasan anggaran. Jadi kalau melibatkan siswa-siswi di pasukan 45 memang tidak mungkin dengan anggaran 500 juta dapat mengakomodir semua kebutuhan,” paparnya.
Selain itu, karena terbatasnya angaran juga sehingga ada beberapa tahapan yang tidak dilakukan.
“Jika kita dialokasikan anggaran yang cukup maka target untuk anak-anak kita ini terpilih sebagai anggota Paskibra itu akan terjawab, salah satunya formasi pasukan 45 itu diisi oleh siswa-siswi. Mudah-mudahan kedepan nanti kita lagi melibatkan TNI/Polri masuk dalam pasukan 45. Karena sejatinya pasukan 45 itu terdiiri dari siswa-siswi,” kata Putnarubun.
Dirinya berharap, kedepannya mudah-mudahan formasi untuk pasukan 45 tidak diisi lagi oleh TNI/ Polri.