DR. Surya Candra Surapaty |
TIHULALE Tribun-Maluku.com- Menikalah sesuai rencana bukan karena bencana dan bukan karena terpaksa, karena menikah adalah tugas yang sangat berat yang harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kedepan BKKBN Pusat, Provinsi dan Kabupaten Seram Bagian Barat harus meningkatkan programnya untuk membentuk sumer daya manusia yang berkualitas khususnya kepada generasi muda.
Penegasan tersebut disampaikan Kepala BKKBN RI DR. Surya Candra Surapaty didepan siswa-siswi dan seluruh masyarakat Desa Tihulale Kecamatan Amalattu Kabupaten SBB Provinsi Maluku, saat melakukan kunjungan kerja di Desa Tihulale, Kamis (23/2/2017).
Menurut Surya Candra Surapaty, Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dibentuk tahun 2009 perubahan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang dibentuk tahun 1970.
Perubahan ini terjadi karena tantangan dan masalah kependudukan secara nasional berbeda-berbeda dan sangat berat karena terkait dengan pembangunan manusia.
Saat ini BKKBN mempunyai program untuk menyukseskan program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), yang tujuan akhirnya adalah meningkatnya kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Dalam sembilan agenda prioritas pembangunan nasional (Nawa Cita) Pemerintahan Jokowi-JK terdiri dari membangun infrastruktur dan membangun manusia Indonesia, BKKBN bertugas untuk membangun manusianya agar menjadi berkualitas.
Nawa Cita nomor 5 terkait dengan Pembangunan manusia untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, Cita ke-8 yatu Revolusi karakter bangsa dan Cita ke-3 yaitu Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam rangka NKRI.
“Salah satu penyebab Surya Candra Surapaty berkunjung ke Desa Tihulale adalah agar masyarakar di daerah ini lebih yakin terhadap program BKKBN sehingga akhirnya kualitas sumber daya manusia di desa ini terbentuk,”ucapnya.
Kualitas manusia banyak ukurannya diukur dari Indeks Pembangunan Manusia meliputi angka kesehatan, angka pendidikan dan angka daya beli rakyat.
Indonesia saat ini menghadapi bonus demografi yaitu penduduk usia kerja 15 sampai 64 tahun melebihi 50 persen, dibanding mereka yang tidak kerja yaitu usia 14 tahun dibawah dan 64 tahun keatas.
Untuk itu Surya Candra Surapaty menganjurkan agar masyarakat di Desa Tihulale harus dewasakan usia perkawinan yaitu anak wanita jangan dulu menikah sebelum usia 21 tahun dan pria 25 tahun.
Dikatakan, keluarga harus dibangun dengan perencanaan maka BKKBN punya program Generasi Berencana (GENRE) yaitu mengajak para remaja untuk merencanakan masa depannya mulai dari selesai kuliah, bekerja baru merencanakan kapan menikah.(TM02)