Ambon. Tribun-Maluku: Deputi I Kantor Staf Presiden (KSP) Febry Calvin Tetelepta (FCT) memastikan pembangunan proyek Bendungan Wae Apo di Kabupaten Buru, Provinsi Maluku akan selesai pada Juni 2024 dan akan diresmikan Presiden R, Joko Widodo (Jokowi).
Demikian disampaikan FCT kepada wartawan saat melakukan kunjungan dan rapat evaluasi di lokasi Bendungan Way Apo, Kabupaten Buru, pada Rabu (20/9/2023) kemarin.
Dalam kunjungan itu, FCT ikut didampingi Kasubdit Direktur Jenderal Bina Marga dan Direktur Pembangunan Jalan, Zamzami serta Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Maluku-Maluku Utara, Bambang Widyarta.
FCT bersama rombongan melihat dari dekat progres pembangunan bendungan multi fungsi, mulai dari pekerjaan pembangunan terowongan air dan beberapa bagian vital bendungan yang dikerjakan oleh kontraktor PT. Hutama Karya-Jakon, KSO.
“Setelah melihat progres pembangunan terowongan yang ada saat ini, kita berharap setelah Oktober 2023 ini, terowongan ini sudah bisa rampung dan akan dilanjutkan dengan pemasangan pipa-pipa yang menjadi bagian dari bangunan ini,” ungkap Tetelepta
FCT mengakui, target penyelesaian Bendungan tersebut sempat terjadi penundaan dan amandemen, dikarena terjadi beberapa faktor yang tidak bisa dihindari.
Namun, target tahun 2024 nanti akan tetap diperjuangkan dan akan dibahas di level managemen, agar semua sumber daya yang dimiliki dapat didorong untuk memenuhi target pembangunan bendungan ini.
“Intinya dari KSP akan tetap mengawal pelaksanaan pembangunan ini, karena ini menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan infrastruktur di daerah Maluku,” ungkapnya.
Ditegaskannya, pembangunan infrastruktur di Maluku memerlukan support dana yang cukup besar dari APBN dan upaya itu akan tetap dilakukan agar Maluku kedepan terus mendapat alokasi anggaran yang memadai untuk pembangunan infrastruktur di daerah ini.
Mega proyek yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini memiliki kapasitas daya tampung air sebesar 50,05 juta meter kubik. Kontrak pekerjaannya dimulai sejak Desember 2017.
FCT juga menjelaskan, pembangunan Bendungan Way Apo merupakan infrastruktur penyediaan air baku, air irigasi, sekaligus berfungsi sebagai pengendali banjir dan memiliki potensi listrik (multi fungsi).
“Jadi Bendungan Way Apo ini dirancang untuk dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat Maluku terutama dalam hal ketersediaan air irigasi seluas sepuluh ribu hektar,” katanya.
Selain itu Bendungan ini juga berfungsi sebagai penyedia air baku dengan debit 500 liter/detik dan memiliki kemampuan mereduksi banjir sebesar 577 meter kubik/detik serta sebagai pembangkit listrik sebesar 8 Mega Watt.
Besaran daya ini akan mampu menerangi kurang lebih dari 8.750 rumah dengan daya 900 Watt serta sebagai tempat pariwisata baru yang akan menumbuhkan perekonomian daerah.
Seperti diketahui, Bendungan Wai Apo dibangun dengan nilai kontrak sebesar Rp 2, 08 triliun yang terbagi menjadi dua paket pekerjaan.
Paket 1 berupa konstruksi bendungan utama senilai Rp 1, 07 triliun oleh kontraktor PT. PP-Adhi Karya, KSO. Pekerjaan Paket 2 berupa konstruksi Bendungan pelimpah senilai Rp 1, 013 triliun oleh kontraktor PT. Hutama Karya-Jakon, KSO.
Ikut hadir dalam kunjungan ini Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan Wilayah IX Ambon, Zuhdan, Direktur Utama PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk yang diwakili SVP Divisi Infra 2, Pande Ketut, Direktur Utama PT. Adhi Karya (Persero) Tbk, Direktur Utama PT. Hutama Karya (Persero) diwakili oleh SVP – Oktovianus, Direktur Utama PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk diwakili oleh Hardjanto Dir AB.
Kemudian, Pimpinan KSO PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk – PT. Adhi Karya (Persero) Tbk dan Pimpinan KSO PT. Hutama Karya (Persero) serta PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk.