Pasangan Calon Wali Kota Paulus Kastanya dan Calon Wakil Wali Kota M.A.S. Latuconsina |
Ambon, Tribun-Maluku.com : Lawan-lawan politik dari pasangan calon Wali Kota Paulus “Poly” Kastanya dan calon Wakil Wali Kota Ambon, M.A.S. “Sam” Latuconsina mulai ketakutan jelang Pilkada Kota Ambon, 15 Februari 2017 mendatang.
Tak pelak, ada orang-orang yang tidak bertanggung jawab mulai menyebarkan isu-isu provokatif yang menyesatkan dan berbau fitnahan, untuk menghancurkan reputasi dan citra dari pasangan dengan jargon “PANTAS” ini di mata publik.
Namun, masyarakat Kota Ambon saat ini tentunya sudah tidak mudah lagi dibodohi, dipengaruhi dan diracuni pikirannya dengan isu-isu sesat berbau fitnahan itu.
Masyarakat sudah kritis menilai, mana yang benar-benar mau berbagi komitmen untuk berjuang demi kepentingan dan kemaslahatan masyarakat dan yang hanya pandai beretorika, memberikan harapan atau janji-janji manis semata.
Menanggapi isu tersebut, Juru Bicara PANTAS, Decky Mailoa di Ambon, Kamis (29/9) meminta masyarakat Kota Ambon agar tidak mempercayai isu yang sengaja dihembuskan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, yang saat ini gencar ditiupkan dan bernada negatif terhadap pasangan PANTAS.
Salah satu isu sesat dan berbau fitnahan terhadap pasangan PANTAS, yakni bahwa Poly Kastanya akan menjadi “Wali Kota boneka” jika terpilih bersama Sam Latuconsina sebagai Wakil Wali Kota untuk memimpin Kota Ambon periode 2017-2022.
Menurut Mailoa, isu yang menerpa Poly-Sam bukan lagi barang baru. “Ingat, lima tahun lalu saat berpasangan Richard Louhenapessy, Sam juga diterpa isu miring seperti ini,” ungkapnya.
Saat itu, lanjut dia, yang berhembus bahwa jika mereka terpilih maka Sam akan mendorong kasus korupsi dana UUDP Pemprov Maluku yang disebut melibatkan Louhenapessy sebagai Ketua DPRD Maluku saat itu.
“Nyatanya, sampai akhir periode Pak Ris dan Pak Sam, tidak terjadi apa-apa. Jadi,masyarakat harusnya lebih cerdas menyikapi isu-isu murahan seperti ini,” ungkapnya, di Ambon, Kamis (29/9).
Mailoa menyebutkan, baik Poly Kastanya maupun Sam Latuconsina adalah figur-figur pemimpin yang sudah teruji dalam kepemimpinananya selama menjadi birokrat serta memiliki pengalaman luas di bidang organisasi.
“Mereka juga tidak memiliki cacat baik di organisasi maupun di birokrasi,” tuturnya.
“Mereka tahu apa tugas dan wewenang masing-masing, baik sebagai Wali Kota maupun Wakil Wali Kota. Dengan demikian, masing-masing tidak mungkin melakukan intervensi terhadap tugas dan kewenangan. Mereka menjalankan tugas sesuai dengan yang diatur UU dan ketentuan lainnnya,” lanjut Mailoa.
Mailoa menduga, isu ini sengaja dihembuskan karena gestur Poly-Sam saling melengkapi. Pak Poly orangnya kalem dan agak pendiam. Tapi, memiliki visi yang sangat baik serta akrab dengan siapa saja dan tidak angkuh. “
“Kalau tidak, bagaimana dipercaya memimpin sejumlah dinas dan badan di lingkup Pemprov Maluku,” tukasnya.
“Sementara Pak Sam orangnya lebih humble, ramah, terbuka dan juga mudah akrab dengan semua orang. Mereka berdua memang pasangan yang cocok dan serasi. Karena itu, tidak heran banyak isu miring yang dihembuskan kepada keduanya,” katanya lagi.
Mailoa berharap, Pilkada tidak dijadikan ajang saling menghujat dengan isu-isu yang tidak benar.
“Marilah kita memberikan pencerahan kepada masyarakat lewat program-program yang akan dibuat saat terpilih. Bukan dengan isu murahan yang sengaja untuk membunuh karakter seseorang. Dengan demikian, kita akan menjadikan demokrasi ini lebih bermartabat,” tandasnya.