Ambon, Tribun Maluku. Dengan adanya kebijakan Pemerintah untuk menarik ASN dari pihak swasta maka sekolah swasta yang akan menampung lulusan Universitas yang ada di Maluku untuk mengabdi menjadi guru juga non guru.
Sekolah-sekolah Yayasan harus mempersiapkan diri dengan adanya penarikan Aparatur Sipil Negara (ASN) dari sekolah swasta, dengan sendirinya Sekolah Yayasan Pendidikan Guru Republik Indonesia (PGRI) sangat berdampak untuk proses penarikan ASN, baik di Kota Ambon dan Provinsi Maluku secara keseluruhan.
Untuk ketahuan kita semua bahwa PGRI itu ada kurang lebih 32 Sekolah, baik di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang tersebar di seluruh Kabupaten dan Kota se-Maluku.
“Dari sini kami sudah sampaikan pada Yayasan untuk harus antisipasi, hanya dari yayasan minta waktu untuk rekrut rekrutmen guru baru,” ujar Ketua PGRI Daerah Maluku, Nizham Idary Toekan pada wartawan di DPRD Provinsi Maluku Karang Panjang Ambon, Rabu (17/07/2024), setelah rapat koordinasi dengan DPRD dan Dinas Pendidikan Maluku.
Kata Toekan, terkait dengan kebijakan ini, ada 20 orang guru ASN yang menginginkan SMA PGRI Ambon menjadi Sekolah Negeri. Namun, pada prinsipnya dari PGRI tidak melayani keinginan para guru ASN itu.
“Kita berkeinginan biarlah Sekolah-sekolah Swasta itu tetap ada, dan ingat, Sekolah Swasta itu sebagai penampung dan penyangga sarjana yang nganggur di Maluku secara keseluruhan.
Di setiap Universitas hampir setiap tahun angkatan itu ada ribuan sarjana yang keluar jadi guru maupun non guru dan perlu diketahui bahwa Sekolah Swasta cukup banyak di daerah Maluku.
Toekan berharap, sekolah swasta tetap eksis karena kebijakan Pemerintah ini tidak lagi mengangkat ASN di tahun ini atau tahun yang akan datang dan yang membuka peluang hanya sekolah swasta.
“Biarlah kami hidup apa adanya dan kami berharap, Pemerintah Daerah dapat membantu untuk kita hidup bersama-sama di daerah Maluku ini,” tutup Nizham Toekan.