Dobo, Tribun-Maluku.com: Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Kepulauan Aru menggelar Kegiatan Pembinaan Kerohanian Dengan Penguatan Kapasitas Perempuan, Senin (23/10/2023).
Kegiatan yang bertajuk “Posisi Dan Peran Perempuan Dalam Keluarga” yang dibuka oleh Bupati Kepulauan Aru dr. Johan Gonga itu berlangsung di lantai II BPKAD Kepulauan Aru.
Bupati Johan Gonga dalam sambutannya mengatakan, tema kegiatan ini dimaksudkan untuk mengadvokasi kualitas perempuan tentang bagaimana meneguhkan langkah bersama dalam memenuhi hak layanan kapasitas kerohanian bagi perempuan yang responsif terhadap tugas dan kewenangan dalam mengatur dan menata keluarga dengan mandiri dan bertanggungjawab.
“Kita semua tahu bahwa peran perempuan sangat besar dalam menentukan pembangunan Nasional. Perempuan memainkan peran kunci menjadi agen perdamaian dan melakukan penguatan keluarga. Selain berperan dalam keluarga, perempuan saat ini juga punya peluang berkontribusi pada lingkungan,” ucapnya.
Dijelaskan, kesadaran akan posisi yang setara dengan laki-laki membuat mereka meningkatkan kualitas hidup dan potensi yang dimiliki. Namun, hal itu dibayangi oleh masih adanya kasus kekerasan terhadap perempuan terutama di rumah tangga.
“Untuk itu, saya mengapresiasi dilaksanakannya kegiatan ini dengan mengarahkan penyelenggara forum ini untuk serius membicarakan isu-isu penting yang perlu menjadi perhatian semua peserta dalam kerangka membangun sebuah ketahanan iman, mental dan rohani perempuan berdasarkan pengakuan terhadap ketuhanan allah yang maha esa menjadi pondasi spiritualitas yang mesti diselebrasikan dalam aktivitas peran dan fungsi perempuan dalam keluarga,” ujar Gonga.
Hal ini lanjut Gonga, sangat relevan, mengingat bahwa saat ini ruang aman bagi perempuan belum lagi terselenggara, kini bermunculan tingginya peloporan kasus kekerasan terhadap perempuan yang memicu stress dan angka bunuh diri akibat kekerasan seksual yang tidak diikuti dengan kapasitas yang cukup untuk menghadirkan daya respon yang dibutuhkan.
Untuk itu, ketahanan kerohanian perempuan yang masih rendah dapat melemahkan posisi dan identitasnya dalam perencanaan dan pengambilan keputusan dalam keluarga merupakan irisan dari pemenuhan hak-hak perempuan dengan potensi korban kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga, bahkan kasus bunuh diri akibat ketahanan iman dan rohani yang rendah.
“Disebut irisan, karena pemenuhan hak pendidikan mental dan rohani merupakan salah satu langkah pencegahan tingkat stres akibat ketidak adilan gender yang dialami. Dan dalam kondisi inilah, mengenali adanya kerentanan yang khusus dihadapi oleh perempuan penting untuk kita mendiskusikan secara lebih mendalam tema kegiatan dihari ini,” papar Gonga.
Olehnya, dirinya berharap para narasumber dan peserta berinteraksi berbagi ilmu dan memberi tips membangun konsep katahanan iman dan mental perempuan yang berdampak dalam penguatan kapasitas peran dan kedudukannya dalam keluarga.
“Harapan kita bersama dampak hasil kegiatan ini dapat mendorong peningkatan ketahanan iman perempuan, khususnya di kabupaten Kepulauan Aru dalam menyiapkan dirinya dan generasinya yang berkontribusi pada Bangsa dan Negara,” tutur Gonga.
Atas alasan itu, bupati dua periode ini berharap tidak selesai disini tetapi dapat diwujud nyatakan dalam tindakan dan meminimalisir pandangan dan stigma yang mengecilkan peran perempuan sebatas mengurus kosmetik, sebab ada salah kaprah mengenai kodrat-perempuan anggapan kalau perempuan tidak menjalankan kodratnya ke dapur, ke sumur, ke kasur, laki-laki bakal kabur.
“Sebab imun iman adalah bagian dari refleksi perempuan terhadap kodratnya, untuk menciptakan iklim keluarga sebagai wadah menyemai kasih sayang, sumber daya materi dan sumber daya waktu dalam membesarkan anak hingga pada akhirnya menjadi ketahanan keluarga berkelanjutan. Sebab kualitas iman perempuan akan mempengaruhi kualitas individu dan kualitas bangsa ke depan,” pungkas Gonga.
Sebelumnya, Ketua Panitia Pendeta Rose Galagoy, S.Th dalam laporannya menyampaikan bahwa
kegiatan dari PKK yaitu posisi dan peran perempuan dalam keluarga perempuan tentang bagaimana melakukan langkah bersama dalam memenuhi hak pelayanan kapasitas kerohanian bagi perempuan yang responsif terhadap tugas dan kewenangan dalam mengatur dan menata keluarga dengan mandiri dan bertanggung jawab.
Selain itu, tujuan kegiatan ini adalah memberikan penguatan kapasitas dan spiritualitas perempuan menghadapi korban serta memiliki pemahaman yang memberi daya dorong bagi perempuan maupun peran dan tanggung jawabnya dalam keluarga masyarakat bangsa dan negara.
“Kegiatan ini diikuti 70 peserta yakni Majelis Taklim Kepulauan Aru sebanyak 10 orang, WKRI cabang Sta. Maria de fatima Dobo 10 orang, Ibu ibu Wadah Perempuan GPM 10 orang dan TP PKK 10 kecamatan dan TP PKK kabupaten Kepulauan Aru sebanyak 30 orang,” jelas Galagoy.
Pada kegiatan tersebut dihadiri Ketua TP PKK Kabupaten Kepulauan Aru Sherly Gonga dan Wakil Ketua PKK Kepulauan Aru Inayah Sogalrey serta pengurus TP PKK Kabupaten Kepulauan Aru.
Disamping itu, tiga Narasumber yaitu; Pertama, Wakil Uskup Kepulauan Aru, Romo Tino Ulahayanan MSC dengan Materi ” Peran Perempuan Dalam Keluarga Menurut Pandangan Gereja Katolik”.
Kemudian pemateri dua, Ibu Pdt, J. Salakory, S.Th, dengan Materi “Posisi dan Peran Perempuan Dalam Gereja Keluarga GPM”.
Selanjutnya pemateri ketiga, Sekretaris MUI, Imran Pattikaloba, S.Pdi, dengan materi “Peran Perempuan Dalam Keluarga Islam”.