Langgur, Tribun Maluku: – Masyarakat Kei (Evav) di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) maupun Kota Tual, provinsi Maluku, memiliki tradisi Yelim yang merupakan bagian penting dari kearifan lokal untuk menghormati sesama, sehingga harus terus dilestarikan.
Hal tersebut disampaikan Bupati Malra, M. Thaher Hanubun, disela-sela menghantar yelim kepada panitia Peresmian dan Dedikasi Gereja Santa Perawan Maria Hati Tak Bernoda Langgur, Senin (10/7/2023).
Yelim merupakan tradisi yang hampir mirip dengan seserahan, dimana kelompok masyarakat atau keluarga yang duduk bersama, mengumpulkan barang atau lainnya, kemudian dihantarkan kepada orang yang sedang mengadakan hajatan tertentu.
“Yelim adalah kekayaan masyarakat suku Kei yang perlu terus dilestarikan. Tradisi ini dikembangkan sejak masa leluhur masyarakat Kei, tanpa memandang status sosial dan agama tertentu,” kata Bupati.
Tradisi ini pula menggambarkan kuatnya ikatan persaudaraan masyarakat Kei, dimana leluhur mereka merasa saling memiliki tanpa memandang perbedaan antara satu dan lainnya.
Pemkab Malra berupaya untuk melestarikan tradisi tersebut dengan ikut berpartisipasi dalam proses Yelim dalam rangka peresmian Gereja Langgur pada tanggal 13 Juli 2023.
Hal tersebut dilakukan untuk mendorong masyarakat lainnya untuk tetap menjaga tali persaudaraan tanpa memandang status sosial maupun agama.
“Saya mencoba mengembalikan atau menghidupkan kembali apa yang dilakukan oleh pendahulu kita, khususnya bagi kami di lingkup pemerintahan,” tandasnya.