Ambon, Tribun-Maluku.com : Kegiatan transaksi emas di sejumlah toko perhiasan maupun pedagang pinggiran jalan di Kota Ambon, Maluku masih terlihat sepi.
“Belum ada perubahan, kegiatan transaksi masih sepi,” kata Dullah, pemilik toko emas yang berlokasi di kawasan pertokoan Matahari Ambon Plaza, Jumat (26/6).
Dia menjelaskan, kemungkinan satu minggu ke depan ada perubahan, banyak warga yang menjual emas guna mendapatkan uang tunai.
“Kemungkinan besar bisa terjadi demikian sebab masyarakat perlu uang tunai guna merayakan idul fitri maupun keperluan anak-anak menjelang tahun pelajaran yang baru,” ujarnya.
Menurut Dullah, jika transaksi sudah ramai maka pedagang emas seperti dirinya akan kerepotan, terutama kalau ada warga yang datang menjual emas dengan harga yang mencapai Rp10 juta lebih.
“Kalau sudah yang seperti itu pasti kita minta waktu satu minggu, sebab harus punya modal dulu,” katanya.
Sementara itu Udin, pedagang emas pinggiran di emperan pertokoan di jalan Latuhari-hari depan pertokoan Matahari Ambon Plaza, mengatakan masyarakat yang datang umumnya hanya untuk memperbaiki perhiasan rusak, jarang sekali yang menjual atau membeli.
“Hasilnya lumayan juga sebab sekali perbaikan harganya Rp20.000, baik cincin, anting, giwang maupun kalung,” katanya.
Sedangkan emas yang dijual dalam bentuk cincin dan anting dan lainnya harganya Rp460.000 per gram.
“Agak berbeda dengan yang saya beli dari masyarakat yang datang menjual yakni Rp400.000 per gram, dan dijual kembali dengan harga Rp460.000 per gram,” katanya.
Di toko mas juga sekarang ini harganya Rp550.000 per gram, lanjutnya, jadi pedagang menjual juga kepada peminat emas pinggiran dengan harga Rp460.000 per gram baik dalam bentuk anting, kalung dan gelang.