Namlea, Tribun Maluku.com
Setelah diberitakan terkait ramainya aktivitas tambang Ilegal Gunung Botak dengan sistem tong dan Rendaman serta dompeng, tampaknya tidak ada tanda-tanda aktivitas tersebut dihentikan. Bahkan hingga berita ini diturunkan, Jumat (27/08/2021), aktivitas tersebut masih marak berolah.
Pantauan media ini dilapangkan, aktivitas tong milik pengusaha tambang Mantri Molle yang bekerja sama dengan oknum APRI, Irawan Molle yang berada dekat dengan pemukiman warga Desa Dava masih aktif. Ironisnya, tong tersebut tepat berada berdampingan dengan saluran irigasi. Bahkan, ribuan karung material emas yang siap diolah di dalam tong masih mengantri.Â
Saat penelusuran media ini, tampak beberapa karyawan yang sementara bekerja mengolah limbah trombol yang sudah terkontaminasi dengan Mercuri untuk dimasukan ke dalam tong dan nantinya akan dipakaikan dengan beberapa campuran bahan kimia berbahaya lagi.
Usai melihat aktivitas tong, media ini kembali melihat aktivitas rendaman yang ada tepian sungai jalur A. Pantauan media ini, rendaman yang semula ditertibkan oleh pihak keamanan dengan cara dibakar, kini kembali dibenahi untuk selanjutnya dilakukan pengolahan rendaman dengan menggunakan bahan kimia berbahaya.
Terkait degan aktivitas tong yang beroperasi di wilayah Tambang Ilegal Gunung Botak, Kecamatan Waelata dan Kecamatan Lolongguba Kabupaten Buru, salah satu penanggung jawab tong milik pengusaha tambang, Haji Komar, yang akrab di sapa Bravo via telepon seluler mengatakan, “Alhamdulillah aktivitasnya berjalan dengan lancar”, ucapnya dengan senang.
Bravo dengan bangga mengatakan, aktivitas tongnya yang ada di Desa Wabloi, Kecamatan Lolongguba itu masih beroperasi sampe sekarang. “Iya Cha, masih operasi. Alhamdulillah lancar” jawab Bravo diseberang telepon.
Senada dengan Bravo, salah satu pemilik tong yang ada di Unit 11, Kecamatan Lolongguba, Yadi Solisa juga mengatakan hal yang sama yakni, aktivitas tong miliknya masih beroperasi dengan lancar. Bahkan saat tau aktivitasnya akan di ekspose media, Yadi mengatakan,” iya Cha lanjut saja,” katanya mantap.
Penelusuran media tidak berhenti sampai disitu, informasi yang berhasil dihimpun di wilayah tambang ilegal Gunung Botak itu mengatakan, ada dugaan beberapa pengusaha tambang ilegal Gunung Botak menjatahi sejumlah oknum wartawan dengan iming-iming melakukan pembekapan. Bahkan, informasi yang beradar, beberapa hari lalu, salah satu pengusaha tong memberikan uang sejumlah Rp 15 juta kepada salah satu wartawan.
Informasi ini diperkuat dengan salah satu rekaman yang beredar di kalangan tertentu yang menyatakan, pengusaha tong ini ingin memberikan uang senilai Rp 5 juta. Namun oknum wartawan itu menolak dengan alasan wartawannya ada 15 orang. Kemudian, pengusaha tong itu memberikan uang senilai Rp 15 juta kepada oknum wartawan dengan tujuan dibagi ke 15 wartawan yang dimaksud.
Beberapa penambang yang ditemui di sungai jaluar A Dusun Wamsait yang hendak melakukan aktivitas di atas Gunung Botak juga mengatakan bahwa mereka bekerja dengan susah payah mencari emas 1-2 gram dengan tidak nyaman. Pasalnya, yang kena penertiban lebih fokus ke Gunung Botak sementara aktivitas pengusaha yang besar seperti tong, Dompeng, rendaman dengan bangga menyatakan pekerjaan mereka lancar dan aman.
“Ibu ee Katong ni karja par cari satu dua gram saja Deng hati was-was. Kadang Katong cuma tada orang pung sisa-sisa karpet. Katong musti Pasang talinga par dengar penertiban. Sementara yang basar-basar ni dong karja nyaman eee…Katong su tar tau lai”, keluh beberapa penambang yang enggan namanya dipublikasikan.