Ambon, Tribun-Maluku.com : Guna membahas isu perkembangan peradaban sosial dan pembangunan yang berkelanjutan , Balai Arkeologi Maluku dan Maluku Utara gelar temu Jurnalistik Arkeologi di Hotel Ocean Ambon, Jumat (17/2).
Kepala Pusat Arkeologi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan, Drs. I Made Geria, M.S Dalam sambutan ketika membuka kegiatan mengatakan Arkeologi sangat berperan penting dalam pembangunan berkelanjutan.
“Arkeologi penting karena berkaitan dengan kajian harmonisasi selalu berkaitan dengan Arkeolog, baik itu masyarakat pada masa lalu mengelola lingkungan sosial dan kearifannya,” katanya.
Dengan melakukan kajian harmonisasi lingkungan dengan kearifan lokal sistim pela gandong sehingga tetap terjaga dengan baik.
Menurt Made, sinergitas bersama media dalam rangka mempublikasikan tugas arkeologi untuk mencerdaskan masyarakat.
“Kita tidak bisa bekerja secara sendiri, perlu dukungan dari media dalam menyalurkan informasi, sehingga masyarakat lebih mengenal arkeologi. Mengingat media sebagai unjung tombak untuk
mensosialisasikan nilai-nilai arkeologi yang ada di Maluku,”ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Arkeologi Maluku, Muhammad Husni MM mengungkapkan pesan kebudayaan arkeologi membutuhkan dukungan media untuk menyebarluaskan informasi, dan menumbuhkan kepekaan dari para jurnalistik untuk menangkal isu kebudayaan sebagai mainstream pembangunan.
Dijelaskan, adapun kegiatan yang dilakukan, salah satunya jelajah pusaka bahari yang berpusat di Teluk Ambon. Mengingat selama ini pengelolaan Teluk Ambon masih minim, terutama dalam isu kebudayaan.
“Kita akan menggunakan feri Lelemuku, supaya isu-isu yang diangkat berupa maritim dan bahari bisa tercapai, terutama dalam mengembangkan Teluk Ambon sebagai pusaka Maluku, dan secara luas Indonesia,”ucapnya.
Pihaknya juga telah merencanakan untuk menjadikan Teluk Ambon sebagai kawasan zona koservasi terbatas. Dengan harapan Teluk Ambon dapat didorong bersama menjadi pusaka kota Ambon.
Selain itu, staf Bapeldada Egi mewakili penjabat Walikota Ambon, mengatakan media berperan dalam perubahan, mengingat saat ini komunikasi dan informasi sudah menjadi sarapan masyarakat setiap hari. Sehingga melalui media masyarakat dapat mengenal lebih dekat arkeologi.
“Saya merasa, temu arkeologi bersama jurnalistik merupakan berkat dan diharapkan membawa kebaikan khususnya lebih mendekatkan lagi arkeologi bagi kota Ambon,”cetusnya
Narasumber yang dihadirkan, antara lain staf arkeologi nasional, Kemendikbud Sony Wibisono, ketua profesi Antropolo Arkeologi Indonesia (AAI) Idam Setyadi Bahtiar dan jurnalis Arkeologi kompas Muhammad Arif.