AMBON Tribun-Maluku.com- Pencangan Kampung KB di RW 01 Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota Ambon Povinsi Maluku tahun 2016 lalu, kini memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. Karena banyak intervensi program mengarah kesana, baik program dari BKKBN maupun dari lintas sektor terkait pada Pemerintah Kota Ambon dan Provinsi Maluku.
Dengan koordinasi dan konsultasi yang baik antara Pewakilan BKKBN Provinsi Maluku dengan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Ambon, maka telah terbentuk kelompok Catur Bina di Desa Batu Merah yakni; Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL) dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS).
Ibu Jana Leurima (48 tahun) anggota BKB Mawar Desa Batu Merah sudah tahu program KB jauh sebelum pencanangan Kampung KB. Kepada Tribun-Maluku.com saat pelayanan BKB Holistik Integratif di Gedung Pemuda Batu Merah Rabu 8 Agustus 2018 mengatakan, setelah ada Kampung KB maka ada intervensi program BKKBN, termasuk intervensi program dari dinas/badan lingkup Pemkot Ambon.
Sebagai kader BKB sejak tahun 2014 lalu, Ibu Jana senang karena dengan adanya Kampung KB maka masyarakat (ibu-ibu) dengan mudah mendapat palayanan kesehatan dan KB.
“Saya senang menjadi kader BKB karena mendapat ilmu dan pengalaman selain bersifat kemanusiaan, walaupun hanya mendapat sedikit upahan atau insentif dari desa yang agak terlambat,”ucapnya.
Ibu Jana bersama kader BKB lainnya selalu menghimbau kepada ibu-ibu di Desa Batu Merah untuk ikut program KB dan hasilnya cukup signifikan. Sebelum pencanangan Kampung KB peserta KB Implan hanya 10 sampai 15 persen. Namun setelah pencanangan Kampung KB naik menjadi 25 persen, Pil 50 persen sedangkan IUD dan KB Pria belum ada.
Dalam memantau tumbuh kembang anak saat pelayanan Pos Yandu tidak ditemukan anak-anak yang pertumbuhannya melambat (stanting). Yang ada hanya berat badan anak menurun sehingga diberikan rekomendasi kepada Puskesman setempat, untuk pelayanan kesehatan selanjutnya.
Ibu lima anak itu bersama kader BKB lainnya sering melakukan sosialisasi kepada ibu-ibu yang belum ikut KB untuk ikut dalam program KB, karena sebelum adanya program Kampung KB kebanyakan ibu-ibu tidak mau ikut KB dengan alasan takut dan mengeluarkan biaya.
Namun, setalah adanya Kampung KB maka ibu-ibu dengan senang hati ikut program KB demi menjaga kesehatan ibu dan bayi, selain mendapat izin dari suami mereka.
Sementara itu, Wakil Ketua Saniri Negeri Batu Merah, Usman Masawoi memberikan apresiasi dan penghargaan kepada pemerintah CQ BKKBN, karena sudah mencanangkan Kampung KB di Desa Batu Merah tahun 2016 lalu.
“Dampaknya sangat positif dan signifikan bagi masyarakat di Desa Batu Merah baik fisik maupun phsikis seperti: Dinas PUPR Kota Ambon mengintervensi program jalan setapak, Dinas Kesehatan memberikan penyuluhan dan pelayanan kesehatan, Dinas Sosial memberikan program keluarga harapan (PKH), Dinas Koperasi dan Perindustrian memberikan bantuan shorum pengrajin mutiara,”ulasnya.
Terhadap dinas/badan lain yang belum mengintervensi program di Kampung KB Batu Merah, Masawoi berharap, ke depan ada program yang masuk demi mensejahterakan masyarakat setempat.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Ambon, Ir. Wally Patti, M.Si saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Kamis (9/8/2018) mengatakan, Kampung KB merupakan program dari Presiden Joko Widodo dan bukan menjadi tanggung jawab DPPKB saja, namun merupakan sinergitas program dari pusat, provinsi dan Kota Ambon dengan mitra kerja terkait.
DPPKB Kota Ambon mengambil program salah satu Nawa Cita membangun Indonesia dari pinggiran dan membentuk SDM, sebagai dasar untuk melakukan kegiatan yang menyentuh masyarakat sehingga bisa meningkatkan kesejahteraannya.
Di Kota Ambon sudah dicanangkan 15 Kampung KB yang disinergikan dengan mitra kerja seperti PKK, OPD Pemkot Ambon dan LSM. Sudah ada intervensi program dari Dinas PUPR berupa jalan setapak, Dinas Dampak Lingkungan soal penanganan Sampah, PDAM soal Air Bersih, Dinas Capil pemberian Akta Kelahiran Gratis, termasuk dinas Koperasi, Kesehatan, Pertanian bahkan dengan Universitas Pattimura Ambon.
Ir. Welly Patti berharap, perlu dukungan dari masyarakat sehingga intervensi program di Kampung KB baik dari BKKBN maupun instansi terkait, bisa mendarat dengan baik demi peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
“Bagi desa-desa yang belum mendapat Kampung KB dapat menunjukkan motivasi, partisipasi aktif di desa masing-masing sehingga jika ada intervensi program dapat berjalan dengan baik,”pintanya.(TM02)