Ambon, Tribun-Maluku.com : Fakultas Kedokteran (FK) Unversitas Pattimura (Unpatti) Ambon hanya bisa menerima kuota 150 orang mahasiswa pada seleksi penerimaan mahasiswa baru periode 2019/2020, dikarenakan masih kurangnya tenaga pengajar.
“Jumlahnya terbatas karena kita masih terakreditasi B dan tenaga dosen juga masih kurang karena itu kita hanya kuotakan 150 orang,” kata Rektor Unpatti MJ. Saptenno di Ambon, Kamis (11/7/2019).
FK Unpatti mulai berdiri pada 2012, di masa kepemimpinan rektor Thomas Pentury. Saat ini fakultas tersebut membawahi dua program studi, yakni program pendidikan dokter dan program profesi dokter.
Kendati terbilang fakultas baru, Saptenno mengatakan jumlah pendaftar program Strata-Satu (S1) pada FK Unpatti dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang signifikan, sama halnya dengan fakultas-fakultas besar lainnya di Unpatti.
Ia tidak merinci berapa banyak pendaftar pada FK, tapi menurutnya, peningkatan pendaftar terjadi di semua tahap seleksi penerimaan mahasiswa baru, yakni Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan jalur seleksi mandiri.
Meningkatnya jumlah peminat pada FK dinilai sebagai prospek bagus bagi bidang kesehatan di Maluku, karena akan semakin menambah jumlah tenaga medis, khususnya dokter di wilayah tersebut.
“Peningkatan terjadi di semua tahap seleksi, tapi lebih banyak naik terutama di jalur mandiri sangat banyak, diharapkan proses rekrutmen lebih berkualitas lagi mengingat peminat sudah seluruh Indonesia,” ucap Saptenno.
Selain FK, kata dia, jumlah pendaftar pada program S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang membawahi 15 program studi juga menunjukan peningkatan yang tinggi di tiap tahun penerimaan calon mahasiswa baru.
Meski peminatnya banyak, sama halnya dengan FK, jumlah mahasiswa baru yang diterima pada salah satu fakultas tertua di Unpatti tersebut juga dibatasi. Hal ini dikarenakan harus disesuaikan dengan kuota mahasiswa baru pada periode 2019/2020, yakni 7.000 orang.
“Yang banyak karena prodinya banyak adalah FKIP, tapi target kita sesuai dengan kuota yang kita kirim ke Jakarta. Sekarang ini untuk mendapatkan kualitas yang baik, panitia nasional mengambil 60 persen dalam proses seleksi, Unpatti hanya 40 persen, ini untuk penerimaan segala sesuatu dengan level nasional kita juga bisa,” ujarnya.
Unpati pertama kali berdiri pada 1963 melalui Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 66 Tahun 1963 dengan lima fakultas unggulan, yakni Fakultas Hukum, FKIP, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Pertanian Kehutanan dan Fakultas Peternakan.
Saat ini Unpatti memiliki sembilan fakultas dan 71 program studi, salah satu program studi di antaranya baru saja dibuka, yakni pertambangan yang masih berada di bawah rektorat.
“Ke depannya kalau fakultasnya mendapat izin dari menteri, kita namakan Fakultas Kebumian dan Sumber Daya Energi. Sekarang sudah ada tiga prodi yang bisa diterima, teknik geologi, teknik geofisika dan perminyakan, sementara tunggu satu prodi baru, teknik kimia, mudah-mudahan tahun ini bisa keluar izinnya,” kata Saptenno. (an/tm)