Ambon, Tribun-Maluku.com : Adanya tekanan rendah di Samudera Pasifik sebelah Utara Papua dan Australia mempengaruhi kondisi cuaca di Maluku pada beberapa hari kedepan.
Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar dikonfirmasi di Ambon, Kamis (20/12/2018), mengatakan kondisi ini menyebabkan terbentuknya daerah pertemuan massa udara/convergence di sekitar wilayah Maluku sehingga memiliki peluang terbentuknya awan-awan hujan di daerah tersebut.
“Syukurlah potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang tidak berpeluang terjadi di wilayah Maluku,” ujarnya.
Kondisi sinoptik, angin umumnya bertiup dari arah Barat Daya – Barat Laut dengan kecepatan terbesar 20 knots (40 KM/ jam).
Disinggung gelombang, dia menjelaskan berpeluang mencapai 2,5 meter terjadi di perairan Selatan Kepulauan Sermata – Kepulauan Babar – Kepulauan Tanimbar, laut Arafuru bagian Barat, laut Maluku bagian Utara dan perairan Selatan pulau Buru.
Sedangkan, suhu bervariasi 22 hingga 31 derajat Celcius dan kelembaban 60 hingga 100 persen.
Ot menerangkan para nelayan telah diimbau mewaspadai gelombang tinggi tersebut dan hendaknya jangan memaksakan diri melaut dengan mengandalkan armada tradisional.
Armada tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut dengan sewaktu-waktu terjadi perubahan kecepatan angin sehingga mempengaruhi tinggi gelombang.
Dia mengemukakan imbauan kondisi cuaca juga bilang kabupaten dan dua kota, termasuk para bupati maupun wali kota.
Bila terjadi kondisi cuaca ekstrim, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.
“Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan,” tandas Ot.