Ambon, Tribun Maluku: Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Buru menyelenggarakan kegiatan Evaluasi Hasil Tindak Lanjut Pasca Diseminasi Audit Kasus Stunting di Kabupaten Buru tahun 2023.
Kegiatan tersebut dibuka dengan resmi oleh Penjabat (Pj). Bupati Buru, DR. H. Jalaluddin Salampessy, S.Pi. SH. M.Si, bertempat di Aula Kantor Bupati Buru, Selasa (5 Desember 2023).
Hadir dalam kegiatan itu Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI, DR. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, S.Si. M.Eng, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Dra. Renta Rego bersama staf BKKBN Maluku, Ketua TP-PKK Kabupaten Buru, drg. Mega Azizah Salampessy, Kepala Dinas PPKB Kabupaten Buru, Ibrahim Sanduan, SH bersama staf, Pimpinan OPD terkait serta mitra BKKBN.
Penjabat Bupati Buru, Jalaluddin Salampessy dalam sambutannya mengatakan, persoalan stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional dan stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, namun juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal.
Hal ini menyebabkan kemampuan mental dan belajar anak akan berada dibawah rata-rata dan bisa berakibat pada prestasi sekolah yang buruk.

Ketua TP-PKK Kabupaten Buru, drg. Mega Azizah Salampessy, Kepala Dinas PPKB Kabupaten Buru, Ibrahim Sanduan, SH.
WHO memberikan batasan prevalensi stunting suatu wilayah sebesar 20 persen. Data Tahun 2021 prevalensi angka stunting di Indonesia adalah 21,6 persen sementara di Provinsi Maluku berada di angka 26,1 persen dan Kabupaten Buru sebesar 23,3 persen.
Tingkat prevalensi stunting yang masih tinggi perlu segera di atasi bersama baik Pemerintah Kabupaten, Kecamatan, Desa, Individu, Komunitas, Lembaga donor maupun Swasta harus bersinergi dan bersatu dalam upaya penanggulangan stunting.
Sesuai dengan Strategi Nasional Penangulangan Stunting telah ditetapkan lima pilar pencegahan stunting antara lain:
Pertama, Komitmen dan visi kepemimpinan, Kedua, Kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku, Ketiga, Konvergensi, koordinasi dan konsolidasi program pusat, daerah dan desa, Keempat, Ketahanan pangan dan gizi, dan Kelima, Pemantauan dan evaluasi.
Dalam rangka pelaksanaan strategi tersebut maka Pemkab Buru melalui Dinas PPKB mengadakan kegiatan Hasil Tindak Lanjut Pasca Diseminasi Audit Kasus Stunting di Kabupaten Buru.
Pj. Bupati Buru mengharapkan kegiatan ini dapat mengidentifikasi baik keberhasilan yang telah diperoleh maupun kekurangan ataupun hambatan yang masih dihadapi dalam proses pembelajaran.
Kemudian hasil dari refleksi tersebut digunakan untuk memperbaiki rencana tindakan pada pembelajaran berikutnya.
Kunci pencegahan dan penanganan kasus stunting kata Jalaluddin Salampessy adalah di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sehingga perhatian kepada ibu hamil dan bayi, baduta dan juga balita baik melalui intervensi gizi spesifik, maupun intervensi sensitive perlu terus di upayakan.
Intervensi tidak hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja tetapi juga dilaksanakan oleh sektor lain, karena tingkat keberhasilan program ini sangat dipengaruhi oleh sektor non kesehatan dengan proporsi dukungan mencapai 70 persen.
Untuk diketahui, penanganan pencegahan stunting sekarang dimulai dari Calon Pengantin (Catin), tujuannya agar persiapan terhadap calon ibu dan calon ayah dapat terlaksana dengan baik, sehingga diharapkan nanti lahirnya generasi penerus yang lebih berkualitas.
Selain itu, penanganan pencegahan stunting juga perlu dukungan dan intervensi dari lintas sektor terkait diantaranya melalui pembangunan sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi, dan utamanya pemahaman secara baik serta kepedulian masing-masing individu, berikut masyarakat, untuk mengoptimalkan perannya dalam upaya penanggulangan stunting.
Oleh karenanya, Pj. Bupati Buru berharap kepada seluruh perangkat daerah bersama stake holder terkait untuk melakukan langkah-langkah inovatif, agar upaya pemenuhan gizi masyarakat utamanya bagi mereka yang rentan seperti ibu hamil, bayi dan balita bisa tetap terpenuhi, dengan tetap menerapkan secara ketat protokol kesehatan, perkuat dan tetap menggunakan kearifan lokal di masing-masing wilayah.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI, Bonivasius Prasetya Ichtiarto dalam sambutannya mengatakan, ancaman masa depan bangsa Indonesia saat ini adalah kalau anak-anak kita dilahirkan saat ini mengalami stunting, bagaimana bisa menjadi generasi emas tahun 2045 kalau mereka tidak bisa berkompetensi dan tidak mempunyai kekuatan dalam intelektualnya, dalam kemampuan berpikirnya yang tidak mungkin bisa bersaing.
Untuk itu, perlu membutuhkan kolaborasi semua anak bangsa, bukan hanya pemerintah pusat, pemerintah daerah, tapi juga dari perguruan tinggi dan pihak swasta.
Menurut Deputi, stunting terdiri dari dua pendekatan karena stunting bukan hanya masalah kesehatan namun bisa juga karena kurang pengetahuan dari orang tua.
Untuk itu Deputi menyambut baik dan memberi apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Buru yang telah melakukan Audit Kasus Stunting dan sudah didiseminasikannya.
Termasuk juga telah melakukan tindak lanjutnya karena disitulah kita tahu persis ada klaster-klaster yang berbeda.
Kalau penanganannya secara spesifik bagaimana kita menyehatkan dan memberikan makanan yang bergizi dan sehat, namun kalau penanganan secara sensitive tentunya itu pemahamannya bagaimana mengasah, dan bagaimana memberikan gizi bagi ibu hamil dan baduta, serta bagaimana menyiapkan makanan yang bergizi yang diminati oleh anak-anak melalui program Dapur Sehat Atasi Stunting atau DASHAT.
Deputi juga memberikan apresiasi kepada Ketua TP-PKK Kabupaten Buru yang turun langsung ke masyarakat dengan membawa dokter spesialis dan ahli gizi, karena soal stunting ini kita harus lihat langsung permasalahannya kemudian mencari solusi dalam rangka penanganannya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Buru, Ibrahim Sanduan, SH selaku penyelenggara melaporkan, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengidentifikasi baik keberhasilan yang telah diperoleh maupun kekurangan ataupun hambatan yang masih dihadapi dalam proses kegiatan.
Kemudian hasil dari refleksi tersebut digunakan untuk memperbaiki rencana tindakan pada kegiatan berikutnya. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengikutsertakan tenaga pakar dan teknis audit kasus stunting, dengan sumber dana APBD DPA Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Buru TA 2023 dengan jumlah peserta 115 orang.
Ibrahim Sanduan saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Jumat (8/12/2023 mengatakan, data pada Dinas PPKB Kabupaten Buru pada Aplikasi Elsimil oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) bulan Januari sampai Desember 2023 tersedia dengan baik.
Dia menyebutkan bahwa pada 10 Kecamatan di Kabupaten Buru terdapat jumlah calon pengantin (Catin) 205 pasang, Ibu Hamil (Bumil) 643 orang, Ibu Nifas 641 orang, Pasangan Usia Subur (PUS) 112 pasang, Baduta 0-28 hari 77, Baduta 28 hari-6 bulan 209 dan Baduta lebih dari 6 bulan sebanyak 434 anak.
Dari data ini menunjukkan bahwa, TPK di Kabupaten Buru selalu bekerja dengan baik di desa masing-masing, yang tentunya selalu berkoordinasi dengan Kepala Desa, Tokoh Agama, Tokoh Adat dan Tokoh Pemuda di desa masing-masing.
Sedangkan angka stunting di Kabupaten Buru sesuai hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 mencapai 23,3 persen, dari sebelumnya 31,7 persen hasil SSGI 2021.
Penurunan tersebut merupakan bukti nyata bahwa konvergensi yang selama ini dilakukan antara OPD dibawah bimbingan Pj Bupati Buru, Dr. Jalaluddin Salampessy dianggp berhasil.
Menurut Sanduan, hal yang di kejar saat ini adalah bagaimana supaya tidak ada anak satu pun yang stunting di Kabupaten Buru.
Untuk itu, Pj Bupati Buru telah mencanangkan Orang Tua Asuh Anak Stunting, berdasarkan data anak stunting dari Dinas Kesehatan Buru yang by name by address.
Setelah pencanangan, dibuatkan Surat Keputusan (SK) tentang semua pimpinan OPD akan menjadi orang tua asuh dan langsung dilakukan intervensi program kepada anak yang bersangkutan.
“Jadi yang kami kejar di tahun 2023 ini bukan sekedar turun angka stunting, tetapi betul-betul anak yang stunting di Kabupaten Buru harus tidak ada (zero stunting),” demikian kata Sanduan.







