Semmy Risambessy |
Ambon, Tribun-Maluku.com : Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) siap membangun sejumlah sekolah yang menjadi korban bencana jebolnya natural dam Way Ela di Desa Negeri Lima, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, 25 Juli 2013.
“Anggarannya sudah disiapkan Kemendikbud untuk membangun fasilitas pendidikan yang hanyut terbawa banjir bandang akibat jebolnya natural dam Way Ela,” kata Kadis Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Maluku Semmy Risambessy dikonfirmasi, Selasa (24/9).
Tim dari Kemendiknas juga menjadwalkan berkunjung Ambon untuk menandatangani kesepakatan dengan para kepala sekolah untuk membangun fasilitas pendidikan di Negeri Lima.
“Jadi Pemkab Maluku Tengah harus sesegera mungkin menyiapkan lahan untuk membangun fasilitas pendidikan sehingga direalisasikan pembangunan dalam waktu dekat,” ujarnya.
Semmy mengakui telah memberitahu Wakil Bupati Maluku Tengah, Marlatu Leleury untuk penyiapan lahan tersebut.
“Mudah-mudahan awal Oktober 2013 lahan telah siap agar pembangunannya segera direalisasikan sehingga para siswa tidak mengikuti proses belajar mengajar di tenda-tenda,” katanya.
Bencana Way Ela mengakibatkan SD Negeri 1 Negeri Lima dengan sembilan ruangan belajar, SD Negeri 2 delapan ruangan belajar, SD Inpres 10 ruangan belajar, TK masing – masing satu ruangan belajar maupun kantor serta SMA Negeri 2 rusak total diterjang air bandang bersama material bebatuan, tanah dan pohon – pohon.
SD Negeri 1 maupun 2 masing – masing memiliki 194 siswa, SD Inpres 245 siswa, SMA negeri 2 285 siswa, taman pengajian 25 siswa, PAUD 58 siswa.
Sedangkan SMP Negeri 5 Leihitu dengan 321 siswa tidak rusak sehingga aktifitas pendidikan berlangsung di gedung sekolahnya.
Sebelumnya Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal menyatakan, membutuhkan anggaran senilai Rp10 miliar untuk menangani kembali pembangunan fasilitas umum maupun sosial dari dampak bencana jebolnya natural dam Way Ela.
“Kami setelah menangani program pemulihan yang dilimpahkan Pemprov Maluku pada Agustus 2013 telah menyusun kebutuhan anggaran, selanjutnya disampaikan kepada pemerintah pusat,” katanya.
Dana tersebut dibutuhkan untuk membangun ratusan unit rumah warga, sarana dan prasarana pendidikan, jembatan akses desa Negeri Lima – Ureng serta fasilitas umum maupun sosial lainnya.
Terpenting, menurut Bupati, pembangunan sekolah karena saat ini para siswa, baik PAUD, TK hingga SMA beraktifitas di tenda bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
“Kami juga sedang menunggu hasil survei dan kajian tim ahli soal kelayakan membangun kembali permukiman di tiga blok yang hanyut terbawa arus banjir bandang dengan material bebatuan maupun tanah,” ujarnya.
Pertimbangannya, longsornya gunung Ulakhatu yang membentuk natural dam Way Ela masih tersisa, baik berupa tanah maupun bebatuan dalam kapasitas besar.
“Jadi sekiranya terjadi gempa tektonik maupun hujan dengan intensitas dan durasi tinggi kemungkinan mengakibatkan kembali longsor sehingga perlu dipertimbangkan sejak dini sebelum membangun permukiman baru,” kata Bupati.
Bencana Way Ela mengakibatkan tiga blok permukiman terhanyut air yakni Ulisihu, Elatua dan Henalelu terdata rumah yang rusak total maupun hanyut sebanyak 525 unit, SD sebanyak tiga unit, dua mushalla serta masing – masing satu tower Telkomsel, sarana air bersih SMA, taman pengajian, TK dan kantor KUD.
Sedangkan dua blok lainnya yang aman yakni Henalalu dan Nau.
Jebolnya natural dam Way Ela juga mengakibatkan tiga warga Negeri Lima teridentifikasi yakni Kasim Uluputty(85 tahun), Muksin Mahulauw (70 tahun) dan Arman Parasouw(66 tahun) dinyatakan hilang.
Namun, jenazah Muksin ditemukan di sekitar laut teluk Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) pada Sabtu (31/8) pagi.(ant/tm)