Ambon, Tribun Maluku : Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XX mulai berbenah setelah ditetapkan sebagai salah satu satuan kerja (satker) dari Kementerian Kebudayaan yang terpilih menuju predikat Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (ZI-WBK).
Kepala BPK Wilayah XX, Dody Wiranto, SS, M.Hum, mengatakan pihaknya merasa bangga karena terpilih dari ribuan satker yang diajukan. Dari sekitar 1.700 satker, hanya 600 yang lolos untuk diseleksi lebih lanjut.
“Dari 25 lebih satker di Kementerian Kebudayaan, hanya tiga yang diajukan. Dua di antaranya dari BPK wilayah, termasuk kami di Maluku, dan satu dari Lembaga Sensor Film. Padahal secara nasional ada 23 BPK, jadi ini pencapaian luar biasa,” jelas Dody kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (29/9/2025).
Menurutnya, predikat tersebut menjadi motivasi besar untuk memperbaiki pelayanan publik di Maluku.
“Maluku ini kan dikenal sebagai wilayah di mana matahari pertama kali terbit. Filosofinya, seperti burung dja yang pertama mematuk cacing. Jadi semangat itu yang kami bawa: harus cepat, sigap, dan melayani,” ungkapnya.
Dody menjelaskan, saat ini pihaknya menyiapkan 14 layanan publik baru yang sebelumnya belum tersedia.
Dengan perkembangan teknologi, satker dituntut beradaptasi agar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Yang namanya Unit Pelayanan Teknis, ya harus melayani. Itu prinsip utama kami,” tegasnya.
BPK XX kini membenahi sistem pelayanan dari tingkat paling depan. Mulai dari satpam yang menyambut dan mengarahkan parkir, menyediakan payung saat hujan, hingga tamu yang diarahkan ke resepsionis untuk mendapat tanda pengenal.
Selain itu, sistem tamu manual kini beralih ke scan barcode, baik untuk absensi kedatangan maupun pengisian kepuasan layanan.
“Kalau ada yang tidak bisa pakai barcode, tetap kami siapkan buku tamu manual. Jadi bukan mempersulit, tapi justru memudahkan dan memberi pilihan,” ujarnya.
BPK XX juga memasang layar sentuh (touchscreen) di depan kantor, yang menampilkan agenda kegiatan kantor sepanjang tahun, informasi penggunaan anggaran negara, hingga koleksi perpustakaan.
“Kami terbuka. Apa yang kami kelola, program, hingga peninggalan budaya, semuanya bisa diakses publik. Jadi masyarakat tahu apa saja yang kami lakukan dengan anggaran negara,” jelas Dody.
Ke depan, BPK Wilayah XX juga akan meluncurkan website resmi agar masyarakat bisa mengakses informasi tanpa harus datang langsung ke kantor.
“Dengan begitu, layanan semakin cepat, masyarakat senang, dan kami pun mendapat inspirasi dari masukan publik,” ujarnya
Dirinya berharap dengan inovasi dan terobosan baru, masyarakat akan semakin puas mendapat pelayanan dari BPK XX
,”Baik dari sistim, maupun sumber daya manusianya, ramah tamahnya, sistim ya juga bagus, semoga kedepannya bisa diakses dari mana-mana dan juga saja dengan masuk di Website,”harapnya.