Ambon, Tribun Maluku : Perwakilan United Nations Development Programme (UNDP) dan Biofin bekerja sama dengan Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) melakukan kunjungan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku, Senin (29/9/2025).
Kunjungan ini bertujuan mengevaluasi serta merumuskan rencana pengembangan pusat konservasi keanekaragaman hayati di Maluku dan Maluku Utara.
Kepala BKSDA Maluku, Danny H. Pattipeilohy, S.Pi., M.Si., menjelaskan bahwa salah satu fokus kunjungan adalah meninjau Pusat Konservasi Satwa yang dibangun dengan pendanaan SBSN Syariah tahun 2021.
Menurutnya Fasilitas ini menjadi tempat rehabilitasi satwa hasil translokasi dari berbagai daerah, sebelum dikembalikan ke habitat asalnya.
“Di pusat konservasi ini satwa menjalani proses rehabilitasi dan pemeriksaan kesehatan untuk mengembalikan sifat-sifat liarnya. Saat ini ada sekitar 195 satwa dan tumbuhan yang sedang dalam proses rehabilitasi,” ungkap Pattipeilohy.
Selain berfungsi menyelamatkan satwa, pusat konservasi juga menjadi sarana edukasi lingkungan bagi pelajar dari tingkat PAUD hingga perguruan tinggi.
Bahkan, sejumlah mahasiswa Universitas Pattimura (Unpatti) telah menjadikan lokasi ini sebagai tempat riset dan magang.
Namun, Pattipeilohy menegaskan masih banyak tantangan yang dihadapi, terutama dari sisi pemeliharaan satwa dan infrastruktur.
“Biaya pakan satwa sangat tinggi, sementara fasilitas kandang yang dibangun sejak 2021 juga sudah butuh perbaikan. Beberapa satwa seperti buaya bahkan belum memiliki kandang khusus,” jelasnya.
Selain itu, BKSDA Maluku juga berencana membangun aviari (kandang burung berukuran besar) untuk menampung satwa yang tidak dapat dilepasliarkan, sehingga tetap bisa dimanfaatkan untuk edukasi generasi muda.
Ia berharap dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun mitra internasional, agar pusat konservasi ini dapat berkembang menjadi lembaga konservasi khusus yang memberi manfaat ekologis, sosial, dan pendidikan bagi masyarakat Maluku.