Dobo, Tribun-Maluku.com: Revitalisasi bahasa daerah tidak dapat berhasil tanpa dukungan dari berbagai pihak. Sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, komunitas, dan sektor pendidikan sangat diperlukan untuk memastikan program ini berkelanjutan.
Terkait hal ini, Bupati Kepulauan Aru, Timotius Kaidel berharap Balai Bahasa Provinsi Maluku tetap terus bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aru untuk melakukan revitalisasi terhadap bahasa daerah yang berpotensi akan berkurang penuturnya, bahkan pula yang telah hilang termasuk bahasa Manombai.
“Mengingat pentingnya revitalisasi bahasa daerah, untuk itu harapan saya program revitalisasi bahasa daerah terus ditingkatkan di Kepulauan Aru,” ucapnya Kaidel dalam sambutannya saat membuka kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI)untuk Bahasa Tarangan Barat dan Bahasa Mamombai ( Ganabai ) di Lapangan Yos Sudarso Dobo, Selasa (28/10/2025).
Dikatakan, FTBI merupakan upaya pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota untuk menjaga, merawat, memelihara dan melestarikan bahasa daerah melalui kurikulum merdeka belajar episode ke-17.
“Pelestarian bahasa sangatlah penting di era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia yang menuntut kita harus menjunjung dan melestarikan bahasa lokal dari negara lain dan seakan-akan membiarkan bahasa daerah kita di negara ini tergerus hingga punah,” ujarnya.
Selain itu, kata Kaidel, penguasaan seseorang terhadap bahasa daerah pada saat ini merupakan suatu kebahagiaan, karena telah diakui oleh negara sebagai substansi pengembangan bakat dan minat dalam manajemen talenta nasional.
Karena menurutnya, hingga saat ini terindikasi pada setiap wilayah di Indonesia, penutur bahasa daerah sudah semakin berkurang termasuk di kabupaten Kepulauan Aru.
“Bahasa daerah hanya dapat ditutur oleh orang dewasa pada keturunan ketiga atau keempat, sementara untuk anak-anak sangat sedikit dapat menutur bahasa daerahnya. Hal yang sama juga terasakan di kabupaten Kepulauan Aru,” tutur Kaidel.
Olehnya, dirinya berharap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan lakukan perencanaan yang strategis dalam pengembangan dan pelestarian bahasa daerah, selanjutnya dimuat dalam kurikulum muatan lokal.
Sehingga, lanjut Kaidel dipelajari oleh setiap jenjang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya masing-masing di sekolah-sekolah, baik pada jenjang SD maupun jenjang SMP.
Kepada peserta FTBI telah dibekali dengan ilmu dan pengetahuan dengan metode tertentu, Kaidel berpesan agar nantinya menampilkan ketrampilan dan talenta yang terbaik yang sudah dipersiapkan oleh pengajar dan fasilitator bahasa daerah masing-masing.
Usai pembukaan, kegiatan FTBI dilanjutkan dengan lomba kreatif, puisi, dongeng, stand up comedy, pidato, menulis cerpen dan menyanyi dalam bahasa daerah.
 
  
 





