Langgur, Tribun-Maluku.com – Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) akan melakukan pendampingan untuk mengembangkan 25 desa di Malra yang telah ditetapkaan melalui SK Bupati Malra sebagai Desa Wisata, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), serta pelaku Ekonomi kreatif (Ekraf).
Hal ini di ungkapkan Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Nurjanah Yunus kepada media ini di Langgur. Kamis, (6/2/1/2022) mengatakan, untuk sektor pariwisata di dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) RPJMD 2018-2023 adalah “Tingkat Kunjungan Wisatawan”.
Artinya terjadi peningkatan kunjungan wisatawan baik dari nusantara, manca negara maupun lokal.
“Mengingat kondisi saat ini masih dalam situasi pandemi, jadi kalau kita mau mengukur pencapaian IKU-nya (kunjungan wisatawan) itu sangat sulit pada situasi penderita Covid-19 ini. Capaian RPJMD untuk kami (dispar) tidak mendacapai target karena kondisi pandemi dua tahun terakhir ini,” jelasnya.
Namun demikian, tidak dipungkiri bahwa ada beberapa prestasi-prestasi nasional telah diraih Malra diantaranya Anugerah Desa Wisata, dimana ohoi (desa) Ngilngof meraih Juara I Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWi) kategori Desa Wisata Maju yang dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
Capaian Juara I Desa Wisata Maju yang diraih oleh ohoi Ngilngof tersebut berdasarkan penilaian antara lain daya tarik, homestay dan fashion (cendera mata dan laain-lain)
Nurjanah Yunus yang akrab disapa Ana Yunus ini mengungkapkan, untuk tahun 2022 ini pihaknya akan melakukan pendampingan untuk mengembangkan 25 desa di Malra yang telah ditetapkaan melalui SK Bupati Malra sebagai desa wisata.
”Mudah-mudahan melalui penganugerahan ADWI 2022 nanti ada beberapa desa di Malra yang nantinya kita unggulkan,” ujarnya.
Sementara untuk desa Ngilngof sendiri akan didorong pengembangannya untuk masuk dalam kategori wisata kelas dunia (world class travel), karena yang sudah meraih penghargaaan ADWI 2021 tingkat pengembangannya akan dinaikan satu tingkat.
“Artinya, desa Ngilngof sekarang statusnya Desa Wisata Maju, akan dikembangkan menjadi Desa Wisata Mandiri sesuai ketentuan dari Kemenparekraf,” tandasnya.
Ana Yunus menambahkan, ada destinasi-destinasi wisata di Malra yang akan dilakukan penataan kembali untuk meningkatkan kunjungan wisatawan (manca negara, nusantara maupun lokal)
“Kami akan melihat kondisi peningkatan pandemi, jika dalam tahun 2022 ini pandemi ssudah berkurang dan wisatawan mancanegara sudah bisa masuk kesini, tentunya target kami sesuai IKU bisa dicapai. Memang desa-desa wisata sudah ditetapkan melalui SK Bupati namun ada beberapa yang belum bisa disentuh,” terangnya.
Terkait pengembangan Pokdarwis dan pelaku Ekraf, Dispar Malra berkoordinasi dengan ohoi (desa) setempat untuk dilakukan sosialisasi dan pendampingan serta penguatan pokdarwis di masing-masing desa wisata agar desa setempat berkembang wisatanya dengan penganggarannya dari ohoi setempat.
“Saya harus jujur bahwa anggaran di dinas kami sangat tidak memadai, Meskipun kurangnya anggaran tetap akan kami lakukan upaya-upaya lain melalui koordinasi dengan BPMPD dan Pemerintah Ohoi untuk melakukan penguatan kepada kelompok sadar wisata, karena ujung tombak pariwisata di desa wisata adalah Pokdarwis. Kami akan kuatkan dengan bentuk sosialisasi, workshop, pendampingan dalam rangka penguatan kelembagaan dan kapasitas Pokdarwis ,” tukasnya.
Sekedar diketahui, pendampingan dan penguatan kepada pokdarwis sudah dilakukan Dispar Malra sejak beberapa tahun lalu dan akan terus dilaksanakan pada tahun 2022 ini.
Pada bulan Desember 2021 lalu, Dispar Malra melakukan penguatan SDM Pariwisata dan peningkatan mutu Ekraf dengan sasarannya Pokdarwis serta pelaku Ekraf.
“Target kami di 2022 ini adalah kami akan membawa orang-orang yang memiliki keahlian dalam Ekraf (spesialisasi) untuk mendampingi masyarakat atau pelaku Ekraf di desa untuk membuat souvenir (cenderamata) dalam rangka mendukung desa wisata yang berdampak pada meningkatnya angka kunjungan wisatawan,” pungkasnya.